Senin, 23 Januari 2017

KERAJAAN SAMUDRA PASAI


Kesultanan Pasai, juga dikenal dengan Samudera Darussalam, atau Samudera Pasai, adalah kerajaan Islam yang berkembang pada tahun 1270 hingga 1275, atau pertengahan abad ke-13 .kerajaan ini terletak di sebelah timur Lhokseumawe,nanggroe Aceh Darussalam.













Kerajaan Samudra Pasai dipimpin oleh sultan pertamanya bernama Sultan Malik As-Shaleh(wafat pada tahun 696 H atau 1297 M).Dalam kitab sejarah Melayu dan Hikayat Raja-Raja Pasai diceritakan bahwa Sultan Malik as-Shaleh sebelumnya hanya seorang kepala Gampong Sanudra bernama Marah Silu . Berikut ini urutan para raja yang memerintah di Kesultanan Samudra Pasai :
1,Sultan Malik as-Shaleh (696 H/1297 M)
2.Sultan Muhammad Malik Zahir (1297-1326)
3.Sultan Mahmud Malik Zahir (+ 1346-1383)
4.Sultan Zainal Abidin Malik Zahir (1383-1405)
5.Sultanah Nahrisyah (1405-1412)
6.Abu Zain Malik Zahir (1412)
7.Mahmud Malik Zahir (1513-1524) 



Pada masa pemerintahan Sultan Malik As-Shaleh, kerajaan pasai mempunyai hubungan dengan Negara cina. Menurut Tome pires , Kesultanan samudra pasai mencapai puncaknya pada awal abab ke-16.

















Kesultanan itu mengalami kemajuan diberbagai bidang kehidupan seperti politik,ekonomi,pemerintahan,keagamaan, dan terutama ekonomi perdangangan. Para pedagangan yang sudah mengunjungi pasai berasal dari Negara seperti Rumi ,Turki ,Aceh ,Persia(Iran) ,Gujarat ,Keling ,Bengal ,Melayu,Jawa,Siam,Kedah dan Pegu.

Dalam hikayat patani terdapat cerita tentang pengislaman raja patani yang bernama Paya Tu Nakpa dilakukan oleh seorang dari pasai yang bernama Syaikh sa’id , karena berasal menyembuhkan Raja Patani. Setelah masuk islam berganti nama menjadi Sultan Isma’il Syah Zill Allah I Al-Alam dan juga ketiga orang putra dan putrinya yaitu Sultan Mudaffar Syah ,Siti Aisyah , dan Sultan Mansyur.



Peninggalan-peninggalan kerajaan samudra pasai


1.Dirham

Zaman dulu Dirham tidak memakai kertas, maka dari itu dirham-dirham yang ada di Kerajaan Samudera Pasai dibuat dari 70% emas murni 18 karat tanpa campuran kimia kertas,berdiameter 10 mm dengan 0,6 gram setiap koinnya.
Dirham ini dicetak dengan dua jenis, yakni satu Dirham dan setengah Dirham. Pada satu sisi dirham atau mata uang emas itu tercetak tulisan Muhammad Malik Al-Zahir. Sementara di sisi lainnya tercetak tulisan nama Al-Sultan Al-Adil. Dirham ini banyak digunakan sebagai alat transaski, terutama tanah.
Tradisi mencetak Dirham mas kemudian menyebar ke seluruh Sumatera, bahkan sampai semenanjung Malaka semenjak Aceh menaklukkan Pasai pada tahun 1524.


2.Cakra Donya
Cakra Donya adalah sebuah lonceng yang bisa dibilang keramat. Cakra Donya ini merupakan lonceng yang berupa mahkota besi berbentuk stupa buatan Cina tahun 1409 M. Lonceng ini memilik tinggi 125 cm dan lebar 75 cm. Cakra sendiri memiliki arti poros kereta, lambang-lambang Wishnu, matahari atau cakrawala.Sementara Donya berarti dunia.
Pada bagian luar Cakra Donya terdapat sebuah hiasan dan simbol-simbol berbentuk aksara Arab dan Cina. Aksara Arab tidak dapat dibaca lagi karena telah aus. Sedangkan aksara Cina bertuliskan Sing Fang Niat Tong Juut Kat Yat Tjo (Sultan Sing Fa yang sudah dituang dalam bulan 12 dari tahun ke 5).
Intinya, Cakra Donya ini adalah sebuah lonceng impor. Cakra Donya sendiri merupakan hadiah dari kekaisaran Cina kepada Sultan Samudra Pasai. Kemudian hadiah lonceng ini dipindahkan ke Banda Aceh sejak portugis berhasil dikalahkan oleh Sultan Ali Mughayat Syah.

 3.Naskah Surat Sultan Zainal Abidin

Naskah surat Sultan Zainal Abidin merupakan surat yang ditulis oleh Sultan Zainal Abidin sebelum meninggal pada tahun 1518 Masehi atau 923 Hijriah. Surat ini ditujukan kepada Kapitan Moran yang bertindak atas nama wakil Raja Portugis di India.  


Surat ini ditulis menggunakan bahasa arab, isinya menjelaskan mengenai keadaan Kesultanan Samudera Pasai pada abad ke-16. Selain itu, dalam surat ini juga menggambarkan tentang keadaan terakhir yang dialami Kesultanan Samudera Pasai setelah bangsa Portugis berhasil menaklukkan Malaka pada tahun 1511 Masehi.
Nama-nama kerajaan atau negeri yang memiliki hubungan erat dengan Kesultanan Samudera pasai juga tertulis di dalamnya. Sehingga bisa diketahui pengejaan serta dan nama-nama kerajaan atau negeri tersebut. Adapun kerajaan atau negeri yang tertera dalam surat tersebut antara lain Negeri Mulaqat (Malaka) dan Fariyaman (Pariaman).

4.Stempel Kerajaan
Stempel ini diduga milik Sultan Muhamad Malikul Zahir yang merupakan Sultan Kedua Kerajaan Samudera Pasai. Dugaan tersebut dilontarkan oleh oleh tim peneliti sejarah kerajaan Islam. Stempel ini ditemukan di Desa Kuta Krueng, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara.



Stempel ini berukuran 2×1 centimeter, diperkirakan terbuat dari bahan sejenis tanduk hewan. Adapun kondisi stempel ketika ditemukan sudah patah pada bagian gagangnya. Ada pendapat yang mengatakan bahwa stempel ini sudah digunakan hingga masa pemerintahan pemimpin terakhir Kerajaan Samudera Pasai, yakni Sultan Zainal Abidin.